Kuroko no Basket Novel Replace 1 G1 Indonesia Part 1

Kali ini saya akan menggunakan blog ini untuk update beberapa light novel dari anime favorit saya yang sudah saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Jadi merupakan terjemahan ke dua atau ke tiga karena biasanya dari blog sumber sendiri diterjemahkan dari Jepang ke China lalu baru ke Inggris dan terakhir saya mentranslatenya ke Indonesia. Jadi apabila ada kata-kata yang aneh harap maklum ya, ini juga saya masih belajar bahasa Inggris dengan baik.Selamat membaca! :) 
=============================================================
G1 : Kejadian Sepulang Sekolah SMP Teikou – Part 1
(G maksudnya adalah GAME)

— Penulis: Sawako Hirabayashi —
— Ilustrasi: Tadatoshi Fujimaki —
— English Translation: mocopersonal.tumblr.com
=============================================================
Part 1
Tim Basket SMP Teikou mendominasi turnamen nasional antar sekolah-menengah selama tiga tahun berturut-turut. Di antara sejarah atau rekor cemerlang mereka, terdapat sebuah periode yag lebih terkenal lagi. Yang orang-orang anggap jenius yang hanya muncul satu kali dalam satu dekade, kelimanya muncul secara bersamaan. Mereka adalah yang terkuat, yang dikenal oleh orang lain sebagai “Generasi Keajaiban”. Mereka adalah ‘Generasi Keajaiban’ yang berhasil mewujudkan motto Teikou 'seratus pertempuran, seratus kemenangan’. Kelima orang jenius ini adalah: Akashi, Midorima, Murasakibara, Kise, Aomine. Juga, ada seseorang yang kelima orang jenius ini akui – Anggota Bayangan ke Enam, Kuroko Tetsuya.
Cerita ini mengenai anak-anak muda tersebut sebelum mereka disebut keajaiban dan dipuja di seluruh negeri. Inilah cerita sebelum mereka menemukan kekuatan mereka yang sebenarnya.
“Kau menolaknya!?”
“Hei, j-jangan terlalu bersemangat! Shh! ”
Momoi Satsuki segera meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya untuk mendesak teman sekelasnya, Izumi Yayoi, untuk lebih tenang. Izumi juga langsung menutup mulutnya dengan tangannya dan melihat sekeliling.
Setelah jam keenam selesai, suasana kelas jadi berisik akibat mereka yang bersiap-siap pulang ke rumah, dan mereka yang bergegas untuk bersiap-siap mengikuti kegiatan klub mereka. Tak ada yang memperhatikan mereka berdua yang sedang mengobrol diam-diam di belakang kelas.
Izumi dan Momoi menempatkan tangan mereka di atas dada untuk menenangkan diri. Kemudian, seakan tak ada yang terjadi, Momoi melangkah ke pintu kelas dan tersenyum lalu berkata kepada Izumi:
“Karena aku ada kegiatan klub, jadi …”
“Hei, tunggu!”
Melihat Momoi menyeringai saat hendak pergi, Izumi mencengkram tangannya, lalu memegang bahunya, mendekatkan wajahnya dan berkata pelan:
“Sungguh, kenapa kau menolaknya !? Yang menembakmu tadi adalah kapten tim bola voli! Dia adalah cowok super tampan yang punya fanclub sendiri! Bagaimana bisa kau menolak orang seperti itu !? ”
“T-Tapi, aku tidak begitu mengenalnya…”
Momoi, sedikit gelisah, melemparkan pandangannya ke bawah. Izumi mengguncang bahunya dengan jengkel.
“Kau kan bisa lebih mengenalnya setelah kau berkencan dengannya! Sangat Menyedihkan! Ini benar-benar menyedihkan, Satsuki! Dia orang keenam yang sudah menembakmu tahun ini! ”
Izumi terus mengguncangkan bahu Momoi. Tiba-tiba, dia berhenti.
“Satsuki … Jangan-jangan …”
Matanya berseri-seri.
“Kau sudah memiliki seseorang yang kau sukai?”
“Ah!?”
Dengan cepat, pipi Momoi merona merah. Tentu saja, hal ini tertangkap oleh mata Izumi. Dia memeluk bahu Momoi dengan erat, memasang ekspresi bahagia yang seolah mengatakan 'Hmph, aku sudah tahu!’.
“Oh, oh, tidak salah lagi! Siapa orang itu !? Aomine-kun !? ”
“Tentu saja tidak! Anak itu hanya teman masa kecil! Itu karena dia bertindak semaunya sendiri, jadi aku harus mengawasinya … sungguh, tidak ada alasan lain lagi! ”
“Begitu ya? Seorang teman masa kecil yang polos tiba-tiba bisa menjadi orang yang dicintai suatu hari nanti! Romantisnya! Terlalu sempurna! Kau bahkan bisa menerbitkannya di Ma! ”
“Ma? Apa itu?”
“Majalah Margaret! Disebut juga Ma! “
Izumi menghela nafas dengan sedikit frustrasi dan dengan lembut menyentil dahi Momoi.
"Satsuki, kamu seharusnya paling tidak membaca beberapa manga shoujo. Semua yang kau baca berhubungan dengan bola basket. Bahkan kalau menonton TV, semua yang kau tonton hanyalah rekaman video sekolah lainnya, kan? kau harus membaca beberapa manga shoujo kadang-kadang dan raihlah sedikit cinta. Sudah banyak yang menyatakan cinta padamu, bagaimana bisa kau seenaknya tidak peduli masalah cinta? ”
“I-Itu bukan karena aku tidak peduli masalah cinta sama sekali …”
Momoi menjawab samar-samar dengan suara rendah. Dia tahu wajahnya sudah merah. Agar Izumi tidak mengetahuinya, dia berbalik dan melepaskan tangan Izumi.
“Kalau aku tak pergi latihan sekarang, Aku akan terlambat! Aku pergi dulu ya~ ”
Melambaikan tangan dan mengucapkan selamat tinggal kepada Izumi, Momoi bergegas menuju ke gedung olahraga.
Hari ini adalah hari spesial bagi klub Basket.
Bukan karena ada pertandingan melawan sekolah-sekolah lain. SMP Teikou akan melaksanakan ujian tengah semester minggu depan. Meskipun para atletnya memiliki bakat yang luar biasa, kenyataannya mereka tetaplah siswa dan harus mengikuti ujian mereka. Hari ini adalah spertemuan terakhir klub sebelum ujian.
Empat hari ujian ditambah satu minggu sebelumnya , berarti ada sebelas hari dimana kegiatan klub tidak bisa diadakan. Bagi anggota klub bola basket yang penuh gairah, ini adalah siksaan, jadi kegiatan hari ini sangat penting untuk mereka.
Itulah mengapa ketika Momoi memasuki gedung olahraga dan mendengar seorang siswa tahun ketiga mengatakan “Hari ini setelah menyelesaikan latihan dasar, kita akan mengakhirinya.”, matanya melebar karena terkejut.
“Hanya melakukan latihan dasar … Apakah tidak apa-apa?”
Momoi mengira dia salah mendengar, jadi dia mencari senpainya untuk memastikannya. Namun, sang senpai hanya mengangguk dan berkata: “Ya.”
“Akashi lah yang menyarankan kalau hari ini hanya latihan dasar saja.”
“Akashi-kun …?”
Momoi melihat ke arah anggota klub yang sedang berlatih. Dia menemukan Akashi berada di antara tim yang berlari mengelilingi lapangan. Akashi seperti biasa, berlatih dengan serius.
“Kalau Akashi bilang begitu, dia pasti punya alasan.”
“Itu benar.”
Mendengar kata senpainya, Momoi masih tidak mengerti tapi setuju dengan keputusan yang telah dibuat. Jika itu diajukan oleh Akashi, maka dia tidak akan menentangnya.
Usulan Akashi selalu melampaui harapan orang-orang. Bagaimanapun juga, setiap saat, orang-orang pasti bisa menghargai kelayakan usulan itu setelahnya.
Contoh yang paling baik adalah ketika Akashi menemukan anggota bayangan keenam anggota dari Generasi Keajaiban.
“Itu … mungkinkah itu berhubungan dengan kenapa aku harus duduk saja?”
Momoi melompat karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba muncul.
“Momoi-san, apa kau baik-baik saja?”
“T-Tetsu-kun?”
Yang baru saja berbicara adalah Kuroko Tetsuya, orang yang dicari Momoi.
Kuroko berdiri di luar lapangan dengan menggunakan baju latihan yang biasa ia pakai. Dia berada tepat di samping Momoi, hanya mengamati.
“Tetsu-kun, K-kenapa kau di sini !? Ah, huh? Duduk? ”
Karena terkejut, Momoi hanya bisa melontarkan pertanyaannya dengan kasar, yang tidak akan mengejutkan jika orang yang kau cari tiba-tiba muncul tepat di depanmu.
“Hari ini Akashi-kun tiba-tiba memintaku untuk mengamati. Kenapa begitu? "Gerutu Kuroko.
Meskipun ia memilik wajah tanpa ekspresi seperti biasanya, tapi nada suaranya terdengar seakan dia kecewa.
"Akashi-kun? Dia menyuruhmu mengamati? ”
Momoi yang akhirnya tenang, bertanya. Kuroko menjawab:
“Iya.”
“Kalau Akashi-kun bilang seperti itu, kau mengamati saja.”
Seorang senpai menepuk bahu Kuroko dan pergi berlatih.
“Tapi hari ini adalah latihan terakhir sebelum ujian …”
Kuroko menghela nafas lembut.
Karena senpai sudah bilang begitu, itu berarti keputusannya tidak bisa diubah. Kuroko hanya bisa dusuk disamping Momoi dan menonton anggota lainnya berlatih.
Momoi mengamati lapangan, tapi dia sangat menyadari keberadaan anggota bayangan keenam dari Generasi Keajaiban. Dia teringat kata-kata Izumi.
“Kau sudah memiliki seseorang yang kau sukai?”
Momoi memandang Kuroko, yang melihat ke lapangan tanpa berkedip.
Mungkinkah ini … perasaan cinta pada orang yang berada di sampingnya, yang memiliki hawa kehadiran yang rendah.
Sejujurnya, baru baru ini dia memperhatikan Kuroko.
Itu dimulai dari sebuah insiden kecil. Beberapa hari yang lalu setelah kegiatan klub berakhir, anggota laki-laki klub seperti biasa mampir ke minimarket dalam perjalanan pulang. Momoi bersama mereka, tapi sebagai satu-satunya perempuan, dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan kebisingan anak laki-laki.
Dia hanya bisa melihat mereka dari jauh, mungkin wajahnya mengekspresikan “Tapi, aku benar-benar iri kepada mereka ~”.
Pada saat itulah Kuroko tiba-tiba muncul di depannya.
“Aku tak memerlukannya. Silakan Ambil. ”
“Apa?”
Kuroko memegang stik kayu dari es krim yang sudah dimakannya. Karena terlalu tiba-tiba, Momoi tidak bereaksi kecuali menerima itu begitu saja. “Apa ini?” Dia melihat stik itu dengan curiga, dan dia disambut dengan kata-kata 'Anda memenangkan hadiah’.
Kejadian inilah yang membuat hati Momoi berbunga-bunga.
Semua tindakan Kuroko sempurna di mata Momoi. Kuroko yang mengerti perasaannya dan dengan mudah membantunya menjadi bagian dari grup itu. Tidak hanya itu, dia tidak terlihat merendahkan diri sama sekali.
Sejujurnya, tak seorangpun tahu apa yang Kuroko pikirkan saat itu, tapi Momoi kekeuh memercayai apa yang dia yakini.
Itulah alasan mengapa dia mulai memperhatikan Kuroko.
Ketika dia mulai memperhatikan Kuroko, dia menemukan hal-hal tentangnya yang sebelumnya tak ia sadari. Selama kompetisi, hawa kehadirannya berubah secara drastis dari lemah, menjadi lebih kuat. Dia menciptakan gaya basket yang benar-benar unik, dan tindakannya yang diluar perkiraan yang diperhitungkan. Kapanpun dia melihat Kuroko, Ketertarikan terhadapnya jadi bertambah.
Suatu hari, Momoi tiba-tiba sadar.
- Mungkinkah, mungkinkah ini cinta?
Tapi, dia tidak tahu apakah perasaan seperti ini bisa disebut 'cinta’. Melihat bahwa 'Stik es krim kayu adalah awal dari cinta ini’ terdengar seperti lelucon, bahkan baginya.
Jika Izumi tahu tentang ini, dia mungkin akan bilang 'Kamu terlalu banyak berpikir!’. Tapi ini adalah pertama kalinya Momoi menyadari seorang pria, dan hal pertama itulah yang harus dihargai, karenanya Momoi memutuskan untuk berhati-hati.
Itulah mengapa perlu untuk menganalisis Kuroko. Meskipun ini pertama kalinya Momoi seperti mengalami hati yang resah, dia masih menggunakan kemampuan analisis bawaannya untuk mengamati laki-laki di sampingnya.
Apa yang membuat pikiran Momoi buyar adalah sorakan dari lapangan.
“Wow!”
Latihan sudah berubah ke fase mengoper bola. Ini adalah latihan tiga orang di mana mereka harus melompat dan mengoper bola dari salah satu sisi lapangan ke sisi yang lain. Setelah sampai di ujung lapangan, mereka harus menembakkan bolanya. Pada saat itu, tembakannya dilakukan oleh Aomine. Posisinya berada di belakang papan ring bola basket, menghadap ke arah Momoi. Sepertinya dia menembakkannya dari belakang ring.
“Anak itu, masih saja bertindak bodoh …”
Momoi hanya bisa tersenyum.
“Tapi, dia sangat hebat.”
Seakan ingin mengimbangi apa yang Momoi katakan, Kuroko menanggapinya.
“Aomine-kun benar-benar sangat kuat.”
Sambil mengatakan itu, Kuroko membungkuk untuk mengambil bola basket yang berguling di dekatnya.
Pada saat itulah Momoi merasa dia sudah mengerti mengapa Akashi menyuruh Kuroko mengamati dari sisi lapangan.

Comments

Popular Posts